Analisis Dependensi Media Online Okezone.com
dalam Pemberitaan Pemilihan Presiden 2014
dalam Pemberitaan Pemilihan Presiden 2014
Di zaman sekarang, orang tidak akan lepas dari
media. Media selalu menjadi tempat utama untuk mencari berbagai macam informasi
yang dibutuhkan. Terlebih lagi seiring berkembangnya zaman, kebutuhan manusia
menjadi semakin kompleks. Media pun tampil dengan berbagai macam bentuk dan
bersaing untuk mendapatkan minat masyarakat. Salah satu jenis media yang mulai
banyak diminati akhir-akhir ini adalah media online, salah satunya adalah
Okezone.com.
Okezone.com
adalah situs web berita dan hiburan berbahasa Indonesia yang didirikan pada 29
Desember 2006. Situs ini dimiliki oleh
PT Media Nusantara Citra (MNC) yang juga mengelola beberapa bisnis media lain seperti RCTI, Koran Sindo, serta Sindo Trijaya FM. Pada Oktober 2008, situs ini menempati peringkat ke-28 situs web terpopuler di Indonesia menurut Alexa.com. Okezone memberitakan hal-hal umum seperti: politik, peristiwa, internasional, ekonomi, lifestyle, selebriti, sports, bola, auto, teknologi, dan lainya.[1]
PT Media Nusantara Citra (MNC) yang juga mengelola beberapa bisnis media lain seperti RCTI, Koran Sindo, serta Sindo Trijaya FM. Pada Oktober 2008, situs ini menempati peringkat ke-28 situs web terpopuler di Indonesia menurut Alexa.com. Okezone memberitakan hal-hal umum seperti: politik, peristiwa, internasional, ekonomi, lifestyle, selebriti, sports, bola, auto, teknologi, dan lainya.[1]
Dependensi Okezone
Menjelang pilpres 2014, media news menjadi
laris manis oleh para pemburu berita politik. Persaingan antara dua pasangan
capres dan cawapres, yakni Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta menjadi daya
tarik tersendiri bagi para pembaca. Seolah-olah di antara dua ini terdapat dua
kubu yang saling bertentangan dan memiliki pendukung masing-masing, termasuk
media itu sendiri. Media berita memang dituntut untuk independen dalam
memberikan informasi. Tidak dibenarkan apabila media tersebut memberi informasi
secara subyektif dan berpihak. Namun, tidak menutup kemungkinan media akan
menjadi tidak independen dikarenakan beberapa faktor, misalnya Okezone.
Dari analisa penulis, situs web berita dan hiburan ini terlihat memiliki dependensi dalam pemberitaan
pemilu 2014. Situs Okezone cenderung lebih mendukung Prabowo-Hatta daripada
Jokowi-JK. Bahkan, ia sering kali terlihat menjatuhkan pasangan capres cawapres
tersebut. Setidaknya ada dua faktor yang memberikan asumsi pada penulis akan
hal ini.
Pertama, dari indeks berita bertema pemilu 2014, kita akan lebih
banyak melihat berita-berita yang menguntungkan Prabowo-Hatta. Misalnya saja,
dari indeks tertanggal 21 Juni sampai 24 Juni, dari sekitar 120 berita pemilu, terdapat
50 lebih pemberitaan yang menguntungkan pihak pasangan Prabowo-Hatta.
Sebaliknya, tidak lebih dari 10 berita yang menguntungkan pihak Jokowi-JK,
justru ada sekitar 10 pemberitaan bisa memperburuk citra Jokowi-JK.
Gaya pemberitaan antara keduanya pun berbeda.
Untuk pemberitaan Prabowo-Hatta, Okezone cenderung lebih menonjolkan sisi-sisi
positif serta menyangkal beberapa isu miring tentang Prabowo. Selain itu,
setiap kegiatan Prabowo dan Hatta gencar diberitakan. Sebaliknya, pemberitaan
tentang Jokowi-JK cenderung mengungkapkan isu-isu serta berita negatif dari
pasangan ini, meskipun ada berita yang tetap memberikan citra positif bagi
mereka. Porsi pemberitaan pun lebih sedikit dibandingkan Prabowo-Hatta. Ini
bisa dilihat dari indeks berita.
Kedua, Situs Okezone dimiliki oleh PT Media Nusantara Citra (MNC). Direktur Utama perusahaan yang bergerak dalam bidang
media ini adalah Hary Tanoesoedibjo yang sempat memperkenalkan diri sebagai
calon wakil presiden bersama pasangannya, Wiranto. Kini ia mereka mengundurkan
diri dari sebagai pasangan capres dan cawapres. Dan sekarang ia menjadi salah
satu pendukung aktif Prabowo-Hatta.
Dalam pemberitaan di berbagai media sendiri,
ia telah mengatakan bahwa dirinya siap untuk menjadi tim sukses Prabowo-Hatta.
Tak tanggung-tanggung ia pun menawarkan bantuannya untuk mensukseskan keduanya,
baik berupa dana, maupun jaringan. Ini semakin memperkuat dua faktor
sebelumnya. Bukan tidak mungkin, ia juga akan menggunakan Okezone untuk
tujuannya itu.
Terlepas dari kebenaran dependensi Okezone
atau tidak, penulis hanya bisa menyampaikan analisis sederhana dari asumsi-asumsi
tersebut. Menyimpulkan secara obyektif penuh sangatlah sulit dalam menganalisa
dependensi media. Selama tidak menyalahi aturan hukum yang berlaku, seperti
membuat informasi palsu, mencemarkan nama baik, black campaign, dan lain
sebagainya, keberpihakan media tersebut masih bisa dianggap wajar. Mengingat
media juga adalah buatan manusia biasa. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar