Implementasi Etika Komunikasi dalam
Penyampaian Aspirasi
Dalam kehidupan sehari-hari, semua orang baik
pejabat negara maupun warga negara biasa, mengalami berbagai permasalahan dalam
kehidupann sehari-hari. Permasalahan yang muncul terutama bagi warga negara,
mendorong mereka untuk melakukan tuntutan, protes dan dukungan (aspirasi dan
kepentingan). Di negara demokrasi ini, praktek politik dilakukan dengan
transaparan dan dialogis. Setiap orang diperbolehkan menyampaikan aspirasinya
termasuk kepada
pemerintah. Setiap orang juga boleh mengkritisi berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu, saat ini masyarakat menjadi semakin berani mengkritisi serta mengemukakan pendapatnya kepada para pemimpinnya.
pemerintah. Setiap orang juga boleh mengkritisi berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah. Oleh karena itu, saat ini masyarakat menjadi semakin berani mengkritisi serta mengemukakan pendapatnya kepada para pemimpinnya.
Kebijakan pemerintah yang dirasa memberatkan
masyarakat memang selalu menuai banyak kritisan. Baru-baru wacana pemerintahan
baru Jokowi untuk menaikkan harga BBM yang kemudian diresmikan 18 November lalu
mengalami hal yang sama. Setidaknya di beberapa daerah ada demonstrasi yang
menentang kenaikan harga BBM tersebut. Semua itu tentu saja dilatarbelakangi
oleh keinginan masyarakat untuk memperbaiki taraf kehidupannya. Karena
kesejahteraan, kemakmuran, keamanan dan kebebasan merupakan harapan setiap
orang.
Menanggapi dan mengkritisi kebijakan
pemerintah memang seharusnya ada pada setiap negara yang berlandaskan demokrasi
seperti Indonesia. Namun, penyampaian aspirasi yang tidak memperhatikan etika
komunikasi justru akan menimbulkan konflik dari berbagai pihak. Misalnya saja,
demonstrasi yang diwarnai dengan tindakan-tindakan anarkis. Selain menggagu
ketertiban dan keamanan, hal seperti ini juga menimbulkan konflik antara
masyarakat dan pemerintah, pihak-pihak yang berwajib dan bahkan masyarakat lain
yang merasa dirugikan dengan adanya hal tersebut.
Implementasi dari etika komunikasi dapat
dilihat secara langsung dari cara seseorang berkomunikasi. Sikap santun adalah
salah satu ciri penerapan etika dalam berkomunikasi. Orang yang berkomunikasi
dengan santun akan mendapatkan timbal balik yang positif dari komunikan
sehingga komunikasi berjalan efektif dan saling menerima. Selain itu, etika
berkomunikasi juga harus dilandasi dengan niat yang tulus dan diekspresikan
dengan baik melalui kesabaran, ketenangan dan empati. Jika komunikasi dilakukan
dengan cara ini, nantinya akan menghasilkan komunikasi dua arah yang saling
menghargai, penuh perhatian dan dukungan secara timbal balik antara pihak-pihak
yang menjalin komunikasi.
Sayangnya, itu semua terkadang tidak berlaku
apabila orang sudah terdorong dengan kepentingan masing-masing. Menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan adalah sifat alami manusia.
Karena manusia adalah makhluk yang selalu merasa kurang dan tidak pernah puas.
Oleh karena itu, dalam prakteknya banyak yang mengesampingkan etika-etika
berkomunikasi dalam menyampaikan aspirasi atau mendengarkan aspirasi orang
lain. Akhirnya banyak masyarakat yang menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi
yang anarkis dan pemerintah yang tidak mau mendengar aspirasi rakyatnya
tersebut.
Seringkali pemerintah yang kurang mendengar
aspirasi rakyat dijadikan alasan untuk tidak mengindahkan etika-etika
berkomunikasi. Padahal cara tersebut justru akan memunculkan
permasalahan-permasalahan baru. Bagaimanapun aspirasi tetap harus disampaikan
dengan etika yang baik.
Manusia memiliki anugrah pemberian Tuhan yang
tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lain, yakni akal pikiran. Dengan akal
pikiran inilah, manusia bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang
benar dan yang salah. Manusia memahami hakikat dirinya, siapa saya, apa yang
harus saya perbuat dan sebagainya, sehingga manusia akan berpikir sebelum
melakukan tindakan. Manusia akan berpikir dan menimbang, apakah perbuatan yang
dilakukannya sesuai dengan harkat kemanusiannya atau justru sebaliknya. Etika merupakan kajian tentang bagaimana
seharusnya manusia itu berbuat, apakah perbuatan itu baik dan buruk. Sebagai
salah satu kajian dari filsafat, etika
diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak).
Manusia tidak akan bisa lepas dari komunikasi.
Komunikasi terjadi antara manusia satu dengan yang lain sehingga dapat
dikatakan bahwa komunikasi melibatkan interaksi antar anggota masyarakat. Dalam
interaksi tersebut diperlukan norma-norma atau aturan-aturan yang berfungsi sebagai
alat pengendalian yang bertujuan untuk tercapainya ketertiban dalam masyarakat.
Salah satu, upaya mewujudkan tertibnya
masyarakat adalah adanya etika komunikasi yakni kajian tentang baik buruknya
suatu tindakan komunikasi yang dilakukan manusia, suatu pengetahuan rasional
yang mengajak manusia agar dapat berkomunikasi dengan baik.
Dalam menyampaikan aspirasinya, seseorang
harus menanamkan kebiasaan menghormati perbedaan pendapat dengan mendorong
berbagai ragam argumen dan pendapat. Tidak boleh ada tindakan anarkis ataupun tindakan
yang melecehkan orang lain. Ia tidak boleh mengabaikan norma-norma serta aturan
yang berlaku. Aspek moral juga perlu dijaga dengan baik agar sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai seorang manusia. Semua itu demi terciptanya
komunikasi yang sesuai dengan harapan kedua belah pihak tanpa adanya konflik
yang meresahkan. Sehingga kedamaian dan ketentraman pun dapat terwujud.
Pada akhirnya, dalam berkomunikasi, kita perlu
memperhatikan etika komunikasi, agar
kedamaian serta ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dapat terjaga. Meskipun ada
masyarakat memiliki kebebasan untuk menyampaikan aspirasi, keinginan maupun
pendapat, tetapi semua itu harus disesuaikan dengan aturan hukum dan etika. Siapapun
tidak boleh sembarangan dalam menyampaikan pendapat dan tuntutan tanpa
memperhatikan hak-hak orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar